Jumat, 11 Februari 2011

Gaya Pacaran Anak Sekarang
Seperti apa kiranya gaya pacaran anak jaman sekarang ? Mungkin Anda berpendapat bahwa anak sekarang itu pergaulannya juah lebih luas dibandingkan anak dahulu (orang tua kita misalnya). Penulis sendiri telah melakukan survey sebelum tulisan ini dimuat. Penulis mengambil sekitar 20 responden untuk mengetahui bagaimana gaya pacaran anak zaman sekarang. 9 (sembilan) diantaranya menjawab bahwa pacaran anak zaman sekarang itu cenderung menuju ke arah intim (sex), namun 11 (sebelas) diantaranya menjawab bahwa pacaran sekarang masih normal dan masih dalam batas kewajaran saja. Penulis mengaku bingung dengan hasil ini, sepertinya hasil ini terbalik atau bahkan tertukar. Tetapi ternyata setelah dicocokkan dengan data yang sudah valid, memang benar adanya. Bagaimana penadapat Anda menganai hal ini? Akankah moral para pelajar harapan bangsa ini akan terus merosot dan menurun setiap harinya?
Jika kita flashback ke arah taun 80 an (masa dimana orang tua kita rata-rata berada di era remaja pada saat itu), anak taun 80 an itu sama sekali tidak mengarah ke orientasi untuk berhubungan intim dengan pasangannya, namun mereka cenderung menganggap kekasih mereka itu sebagai partner ataupun kerabat. Segala macam hal yang mengarah ke arah ke intiman itu sangatlah tabu bagi mereka. Era 80 an itu adalah masa-masa di mana banyak pasangan yang menggunakan kendaraan sepeda sebagai alat untuk transportasinya. Ada sebagian pula yang menggunakan sepeda motor. Perlu diketahui, bahwa sesorang yang mempunyai sepeda motor saat itu adalah orang yang dianggap paling mampu dibanding yang lainnya. Mereka yang menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasinya dinilai sebagai kalangan menak (Bahasa Belanda yang artinya golongan orang kaya dan berada).
Bila dibandingkan dengan kamu 80 an tadi, sudah jelah bahwa gaya pacaran anak sekarang sangatlah jauh berbeda dan berbanding terbalik dengan gaya pacaran anak taun 80 an itu. Anak sekarang apabila berpacaran selalu merasa bahwa pasangannya adalah soulmate dia. Padahal belum tentu hal itu terjadi. Bisa saja suatu saat mereka putus, lalu kemudian salah satu dari mereka ada yang bunuh diri. Biasanya, jika salah sorang bunuh diri, maka pasangannya akan merasa sangat bersalah dan sangat menyesalinya. Maka, jalan satu-satunya adalah dengan ikut juga mengakhiri hidupnya. Hal itu tentu sangat dilaranag oleh agama. Agama mana pun tidak ada yang mengajarkan bahwa tindakan mengakhiri nyawa (ex: bunuh diri) itu adalah tindakan yang benar. Oleh karena itu, sudah sepatutnya anak zaman sekarang lebih banyak mendapat siraman rohani dinbanding dengan siraman jasmani.
Kembali ke jaman 80 tadi, orang yang menggunakan sepeda motor dikatakan menak. Tapi sekarang? Motor adalah kendaraan yang sudah bisa dijangkau oleh kalangan manapun. Kendaraan tersebut sudah tidak asing lagi jaman sekarang ini. Penulis pernah mendengar celetukan dari salah seorang teman, dia berkata seperti ini “ Kalo mau dapet cewe cantik tu rumusnya kaya gini : GANTENG,PUTIH,TAJIR,BER MOBIL,BER MOTOR (Minimal Ninja RR) “ Penulis sempat tertawa terbahak-bahak mendengar celetukan itu. Lalu kemudian penulis berpikir “ Kalo cewe yang mentingin kaya gitu mah mati aja lo. Cuma menuh-menuhin bumi ! “ Tuhan itu menciptakan mahluknya dengan berbagai variasi bentuk dengan keunikan masing-masing. Kalau mau yang seperti apa yang ada di kriteria, memang ada. Tetapi tidak semua manusia seperti demikian. Kalau semua manusia diciptakan seragam, tidak akan ada keaneka ragaman di bumi pertiwi ini. Itulah kenapa Tuhan menciptakan manusia dengan berbagai keunikan dan variasi yang tentunya bermacam-macam.
Oke, itu tadi sedikit intermezo. Sekarang mari meneliti fakta yang terjadi di masyarakat. Kebanyakan anak muda sekarang, khususnya anak SMA dan anak kuliahan melakukan gaya pacaran dengan cara masing-masing. Penulis kembali meneliti tentang kejadian ini. Penulis meneliti 10 responden. 7 (tujuh) diantaranya melakukan hubungan intim setelah 2minggu masa pacaran. Sedang 3 (tiga) lainnya menjawab tetap menjaga kesucian sampai malam pertama nanti. Hasil tersebut memang tidak aneh, mengingat gaya pergaulan anak jaman sekarang memang banyak yang menjurus ke arah demikian. Jika hal ini tidak ingin terus berlangsung, maka pihak orang tua harus banyak menanamkan pendidikan agamis lebih kepada anak-anaknya. Jika hal itu bisa dilakukan, bukan tidak mungkin tindakan seperti demikian lambat laun akan menghilang dan moral anak bangsa perlahan-lahan akan naik kembali. Semoga saja hal itu bisa terwujud. Amin.

                                                                                                                                KOMPAS.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar